BannerFans.com

Mutiara Hadist

" Sesungguhnya Allah SWT. berfirman pada hari kiamat : Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? hari ini akan Aku naungi ( tolong ) mereka, dimana tidak ada naungan ( pertolongan ) yang lain selain dari-Ku. " ( HR. Muslim )

Sponsors

Promo




Kamis, 13 September 2007

Jalan Raya Pos, 1808

Foto : Jalan Raya Pos jaman dulu yang membelah Kota Bandung ( foto dok : wikipedia indonesia )

Jalan Raya Pos
adalah jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari Anyer, Banten sampai Panarukan, Jawa Timur, dan dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Britania. Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels memang menakutkan. Ia kejam, tak kenal ampun. Degan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja ( 1808 ). Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini.

Jalan Raya Pos menghubungkan kota-kota berikut: Anyer, Serang, Tangerang, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, dan Panarukan.

Sampai saat ini, Jalan Raya Pos masih tetap dipergunakan dan lebih dikenal sebagai jalur pantura untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara untuk daerah Jawa Barat, Jalan Raya Pos sangat terkenal ketika memasuki wilayah Sumedang yaitu daerah Cadas Pangeran, karena di daerah ini banyak sekali korban yang meninggal dunia karena harus membelah bukit cadas untuk dijadikan jalan, akibatnya penguasa Sumedang saat itu yaitu Pangeran Kornel memprotes keras Daendels atas kesemena-menaannya dalam pembangunan jalan itu. Sehingga daerah itu dinamakan Cadas Pangeran.

dari berbagai sumber

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wow, good article...
btw, memang peninggalan zaman belanda tuh OK punya secara kualitas, padahal teknologi juga masih lebih seadanya ketimbang sekarang, tapi herannya city planning baik dari infrastruktur maupun sarana-prasarana yang ada, sampe sekarang juga masih terlihat bagus (ini ditinjau dari banyak aspek lho)...

Sya tinggal di malang, hmmm... ada kawasan elit peninggalan belanda yaitu daerah konservasi "Ijen", padahal itu dulunya buat para pekerja belanda, dan sampe sekarang daerah itu tetep asri, comfort to live and yg pasti kelihatan banget para planner nya belanda tuh memperhatikan lingkungan...

well, meskipun begitu banyak pembantaian... tapi menurutku paling enggak orang2 Indonesia juga musti belajar dari prinsip master plan mereka dengan bener..

Btw, sorryyyy panjang banget (kyk bikin artikel baru :P) . Soale sering emosi kalo dah ngomongin ttg region planning ^_^

Ardy mengatakan...

Master Plan peninggalan Belanda keren, kita mesti belajar dari masa lalu.

Iklan